assalamualaikum w.b.t

Satu program yang menyatukan pendakwah-pendakwah muda telah berjaya dilaksanakan oleh Sekretariat Pendakwah Muda Malaysia(SPMM) iaitu Konvensyen Pendakwah Muda Peringkat Kabangsaan 2009 (WEHDAH'09) yang berlangsung pada 22-25hb November bertempat di USIM.

Segala puji bagi ALLAH yang membuka hati-hati pemuda-pemudi daripada segenap pelusuk negara ini yang mewakili IPT masing2 untuk sama-sama menimba ilmu serta berkongsi serba sedikit mengenai aktiviti dakwah daripada panel jemputan.

Kehadiran melebihi 600 peserta telah menghangatkan lagi suasana yang sememangnya berbeza waqi' dan cara dakwah di kampus. Alhamdulillah beberapa orang admin blog ini dapat turut serta bersama para sahabat lainnya menyingkap persepsi mengenai dakwah ini dari sudut pandang yang berbeza.

tahniah diucapkan pada para urusetia yang berusaha bersungguh2 dalam memberikan input melalui panel2 yang hadir.untuk ketahui lbh lanjut click sini http://kpmk09.blogspot.com/

Tudung di luar dan didalam...


Assalamualaikum....


Sahabat-sahabat semua..selama ini kita tidak sedar..kita sebenarnya agen bagi islam.Kita sebenarnya pendakwah islam..Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain..tapi hanya melalui pakaian sahaja kita adalah seorang Dai'e...Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari semasa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej islam yang dibawa...jangan lihat pada orang lain..islam itu bermula dari diri kita sendiri.Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik..tak payah pakai tudung..Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama..perbaikilah kesilapan diri kita dari masa ke semasa...


inilah yang dikatakan tudung diluar...tudung didalam (hati). Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati..walau apapun, kewajipan bertudung tidak akan terlepas dari tanggungjawab seorang wanita muslim...samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah..


Amat tidak wajar jika kita mengatakan si minah itu walaupun bertudung namun tetap berbuat kemungkaran,,berbuat kemungkaran adalah satu dosa..tak menutup aurat pun adalah satu dosa lain..kalau sudah mula menutup aurat..elak-elakkanlah diri tu dari suka bertengkar..hiasi diri dengan sifat suka bertolak ansur..sentiasa bermanis muka..elakkan pergaulan bebas lelaki dan perempuan..jangan berjalan kehulu kehilir dengan teman lelaki...


Serahkan pada Allah tentang jodoh..memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing..yakinlah dengan ketentuan qada' dan qadar dari Allah..apabila sudah menutup aurat, cuba tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja..cuba didik diri menjadi seorang yang lemah lembut. buang sifat kasar dan suka bercakap dengan suara yang meninggi. buang sikap suka mengumpat, suka mengkeji dan mengata-ngata hal orang lain..jaga tata tertib sebagai seorang muslimah..jaga diri dan maruah sebagai seorang wanita islam..


barulah nampak islam itu indah dan cantik...kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiaisi peribadi wanita muslimah..barulah orang lain akan terpikat untuk mengamalkan islam..Dengan ini..orang bukan islam akan mula hormat dan mengakui.."islam is really beautiful.." semuanya bila individu islam itu sudah cantik peribadinya..Oleh itu wahai muslimat sekalian..anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian...


"keimanan seseorang itu bukan terletak pada apa yang dipakainya..tetapi apa yang dipakainya boleh membentuk iman seseorang....jagalah hati..hiasi peribadi sahabat-sahabat sekalian..ingatlah islam sama sekali tidak memerlukan kita..tetapi kita yang memerlukannya.."
wassalam...

Tanggungjawab Sebuah Keluarga Islam


Sungguh, baiknya umat Islam hanyalah dapat diraih dengan cara kembali kepada ajaran Islam yang lurus itu sendiri. Baik dalam permasalahan aqidah, metode pengajaran maupun aturan kehidupan. Ajaran Islam seharusnya dipraktikkan dalam seluruh aspek kehidupan, kemasyarakatan, ekonomi maupun politik. Asas dari seluruh elemen masyarakat adalah sebuah keluarga muslim. Pembinaan (Tarbiyah) keluarga muslim berwujud pendidikan Islam dan pelaksana utama dari pendidikan ini adalah seorang ibu muslimah.

Tegaknya sebuah keluarga muslim memberikan andil yang sangat besar bagi terlaksananya dakwah islamiyah. Islam sendiri memberikan tanggung jawab yang begitu agung kepada keluarga baik dia seorang ayah maupun ibu untuk memberikan pendidikan, pengetahuan, dakwah dan bimbingan kepada anggota keluarga. Pembinaan yang demikian inilah yang akan menyelamatkan dan memberikan penjagaan kepada diri dan keluarga.

Ali bin Abi Tholib dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhum menyatakan
“Berikan pendidikan, ajarilah dengan ketaatan kepada Allah, serta takutlah dari kemaksiatan. Didiklah anggota keluargamu dengan dzikir yang akan menyelamatkan dari api neraka” ( Ibnu Katsir & At Tabari).

Berkaitan dengan tanggung jawab keluarga muslimah ini Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan secara umum tanggung jawab seorang pemimpin.

“Ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin, dan kalian akan ditanya tentang kepemimpinan kalian. Pemimpin di antara manusia dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga serta anak-anak suaminya dan dia akan ditanya tentang mereka. Budak/ pembantu adalah pemimpin dari harta tuannya dan dia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah bahwa kamu sekalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang tentang kepemimpinannya”(HSR Bukhari)

Tanggung jawab yang disinggung pada hadits di atas bersifat umum dan menyeluruh. Tanggung jawab seorang suami tidaklah hanya sebatas memenuhi kebutuhan materi saja , demikian halnya dengan seorang isteri. Ia tidaklah hanya bertanggung jawab terhadap kebersihan rumah, atau menyiapkan makanan semata. Akan tetapi keduanya dari kedudukan yang berbeda mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan keimanan keluarga termasuk di dalamnya tanggung jawab dakwah.

Al Quran dan al Hadits sumber pedoman kita menegaskan tanggung jawab kedua orang tua dalam aktivitas keluarga dan pengaruhnya terhadap anak. Seorang isteri memiliki tanggung jawab yan berbeda dengan dengan suami. Dan ia adalah pemimpin sebagaimana yang disinggung dalam hadits di atas. Secara nyata tanggung jawab seorang isteri terhadap rumah tangga dan anak-anak suaminya sangatlah luas. Panjangnya kebersamaan seorang ibu dengan anak secara otomatis memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pendidikan fisik maupun mental dari sang anak.

Apabila kita timbang tanggung jawab seorang suami dengan seorang isteri maka akan kita dapatkan bahwa tanggung jawab seorang isteri sangatlah besar. Karena dialah yang melahirkan sang anak, menyusuinya, dan menemani serta mendidik anak dari jam ke jam, hari ke hari. Bahkan ketika seorang anak masih balita, kemudian menginjak remaja dan menjelang dewasa, di dalam rumah maupun di luar rumah sang ibu senantiasa mewarnai bentuk kehidupan sang anak. Hingga mungkin sang ayah telah tiada maka ibulah yang tetap mendampingi putranya untuk menyongsong masa depan. Inilah hikmah diperintahkannya wanita untuk berada di rumahnya.

Dan hendaknya kalian tinggal di rumah-rumah kalian” ( QS Al Ahzab : 33)

Inilah sebagian tanggung jawab yang diberikan oleh Islam kepada keluarga.

Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” (QS At Tahrim : 6)
Detik-detik Terakhir Kehidupan

Daripada Ibnu Mas’ud ra bahawasanya ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra.
Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:“Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah.”
Allah berfirman: “Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa.”
Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’ la.”
Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?
Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”
Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.
Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Semakin Tenat

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Isnin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir.
Sehari menjelang baginda wafat iaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assolah yarhamukallah.”
Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit?” Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk.
Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: “Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan sahaja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat.”
Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut.
Ketika Abu Bakar ra melihat ke tempat Rasulullah yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu? Siti Fatimah menjawab: Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka.”
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu

Pada hari esoknya, iaitu pada hari Isnin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali sahaja.
Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”
Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil baginda, saya katakan kepadanya bahawa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”
Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai baginda.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: “Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.
Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal ia di langit dunia?” Jawab Malaikat Maut.
Baru sahaja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut

Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”
Baginda SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”
Baginda SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?”
Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”
Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”
Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW.
Ali ra bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.
Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”
Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?” Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW.

Kesedihan Sahabat

Berkata Anas ra: “Ketika aku lalu di depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa’ir.”
Dikisahkan dari Said bin Ziyad dari Khalid bin Saad, bahawasanya Mu’az bin Jabal ra telah berkata: “Rasulullah SAW telah mengutusku ke Negeri Yaman untuk memberikan pelajaran agama di sana. Maka tinggallah aku di sana selama 12 tahun. Pada satu malam aku bermimpi dikunjungi oleh seseorang, kemudian orang itu berkata kepadaku: “Apakah anda masih lena tidur juga wahai Mu’az, padahal Rasulullah SAW telah berada di dalam tanah.”
Mu’az terbangun dari tidur dengan rasa takut, lalu ia mengucapkan: “A’uzubillahi minasy syaitannir rajim?” Setelah itu ia lalu mengerjakan solat.
Pada malam seterusnya, ia bermimpi seperti mimpi malam yang pertama. Mu’az berkata: “Kalau seperti ini, bukanlah dari syaitan?” Kemudian ia memekik sekuat-kuatnya, sehingga didengar sebahagian penduduk Yaman.
Pada esok harinya orang ramai berkumpul, lalu Mu’az berkata kepada mereka: “Malam tadi dan malam sebelumnya saya bermimpi yang sukar untuk difahami. Dahulu, bila Rasulullah SAW bermimpi yang sukar difahami, baginda membuka Mushaf (al-Quran). Maka berikanlah Mushaf kepadaku. Setelah Mu’az menerima Mushaf, lalu dibukanya maka nampaklah firman Allah yang bermaksud: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula?” (Az-Zumar: 30).
Maka menjeritlah Mu’az, sehingga ia tak sedarkan diri. Setelah ia sedar kembali, ia membuka Mushaf lagi, dan ia nampak firman Allah yang berbunyi: “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada orang-orang yang bersyukur?” (Ali-lmran: 144)
Maka Mu’az pun menjerit lagi: “Aduhai Abal-Qassim. Aduhai Muhammad?” Kemudian ia keluar meninggalkan Negeri Yaman menuju ke Madinah. Ketika ia akan meninggalkan penduduk Yaman, ia berkata: “Seandainya apa yang kulihat ini benar. Maka akan meranalah para janda, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, dan kita akan menjadi seperti biri-biri yang tidak ada pengembala.”
Kemudian ia berkata: “Aduhai sedihnya berpisah dengan Nabi Muhammad SAW?” Lalu iapun pergi meninggalkan mereka. Di saat ia berada pada jarak lebih kurang tiga hari perjalanan dari Kota Madinah, tiba-tiba terdengar olehnya suara halus dari tengah-tengah lembah, yang mengucapkan firman Allah yang bermaksud: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
Lalu Mu’az mendekati sumber suara itu, setelah berjumpa, Mu’az bertanya kepada orang tersebut: “Bagaimana khabar Rasulullah SAW? Orang tersebut menjawab: Wahai Mu’az, sesungguhnya Muhammad SAW telah meninggal dunia. Mendengar ucapan itu Mu’az terjatuh dan tak sedarkan diri. Lalu orang itu menyedarkannya, ia memanggil Mu’az: Wahai Mu’az sedarlah dan bangunlah.”
Ketika Mu’az sedar kembali, orang tersebut lalu menyerahkan sepucuk surat untuknya yang berasal dari Abu Bakar Assiddik, dengan cop dari Rasulullah SAW. Tatkala Mu’az melihatnya, ia lalu mencium cop tersebut dan diletakkan di matanya, kemudian ia menangis dengan tersedu-sedu.
Setelah puas ia menangis iapun melanjutkan perjalanannya menuju Kota Madinah. Mu’az sampai di Kota Madinah pada waktu fajar menyingsing. Didengarnya Bilal sedang mengumandangkan azan Subuh. Bilal mengucapkan: “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah?” Mu’az menyambungnya: “Wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasulullah?” Kemudian ia menangis dan akhirnya ia jatuh dan tak sedarkan diri lagi.
Pada saat itu, di samping Bilal bin Rabah ada Salman Al-Farisy ra lalu ia berkata kepada Bilal: “Wahai Bilal sebutkanlah nama Muhammad dengan suara yang kuat dekatnya, ia adalah Mu’az yang sedang pengsan.
Ketika Bilal selesai azan, ia mendekati Mu’az, lalu ia berkata: “Assalamualaika, angkatlah kepalamu wahai Mu’az, aku telah mendengar dari Rasulullah SAW, baginda bersabda: “Sampaikanlah salamku kepada Mu’az.”
Maka Mu’az pun mengangkatkan kepalanya sambil menjerit dengan suara keras, sehingga orang-orang menyangka bahawa ia telah menghembus nafas yang terakhir, kemudian ia berkata: “Demi ayah dan ibuku, siapakah yang mengingatkan aku pada baginda, ketika baginda akan meninggalkan dunia yang fana ini, wahai Bilal? Marilah kita pergi ke rumah isteri baginda Siti Aisyah ra.”
Ketika sampai di depan pintu rumah Siti Aisyah, Mu’az mengucapkan: “Assalamualaikum ya ahlil bait, wa rahmatullahi wa barakatuh?” Yang keluar ketika itu adalah Raihanah, ia berkata: “Aisyah sedang pergi ke rumah Siti Fatimah. Kemudian Mu’az menuju ke rumah Siti Fatimah dan mengucapkan: “Assalamualaikum ya ahli bait.”
Siti Fatimah menyambut salam tersebut, kemudian ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Orang yang paling alim di antara kamu tentang perkara halal dan haram adalah Mu’az bin Jabal, ia adalah kekasih Rasulullah SAW.”
Kemudian Fatimah berkata lagi: “Masuklah wahai Mu’az?” Ketika Mu’az melihat Siti Fatimah dan Aisyah ra ia terus pengsan dan tak sedarkan diri. Ketika ia sedar, Fatimah lalu berkata kepadanya: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sampaikanlah salam saya kepada Mu’az dan khabarkan kepadanya bahawasanya ia kelak di hari kiamat sebagai imam ulama.”
Kemudian Mu’az bin Jabal keluar dari rumah Siti Fatimah menuju ke arah kubur Rasulullah SAW.


Semoga dengan membaca cerita ini, kita semua dapat mendekatkan lagi diri kepada ALLAH SWT... Mudah-mudahan kita semua mendapat keredaan hidup di dunia dan akhirat...

from : kisah-kisah teladan

~ Yahudi Laknatullah semakin rancak ?~



sumber : http://ukhtihifa.blogspot.com/

Assalamualaikum para blogger yg mengunjungi blog ana..afwan kasir atas kesibukan diri ini sehingga tiada masa untuk menulis post baru tp ana tidak lupa utk mengunjungi blog ana utk mengetahui jika ada sebarang masukan ke atas blog.

Pada belah petangnya pula, ana dan sahabat ana (semua kenal kan? hehe ) membaca email yang mengingatkan ana kepada saudara Islam kita di seluruh dunia yang ditindas oleh Yahudi laknatullah...

dari rancangan di media yang penuh dengan hiburan yang lagha sehingga timbul pula permainan video dan pakaian,kasut yang menghina kalimah Allah...Melihat keadaan ini, timbulkan semangat yg dh lama x membara ni untuk BANGKIT bersama barisan ikhwah wa akhowat kita..i'Allah

disini ana nak berkongsi gambar permainan tersebut kerana ana rasa amat bermanfaat untuk semua..i'Allah
Guitar Heroes iii : Lagends of Rock
  • Game ini dibangunkan leh syarikat Neversoft dan dikeluarkan oleh Activision dan RedOctane. Neversoft adalah sebuah syarikat pembangunan video game yang berpangkalan di A.S.
Geram tengok Yahudi memperkotak-katikkan kalimah Allah ..ini pula cover permainan video Guitar Heroes iii...

kalau diperhatikan dengan teliti gabungan iii dengan huruf o menunjukkan kalimah Allah..betapa liciknya yahudi menggunakan cara keji yang begitu halus memesongkan aqidah umat Islam..

Tanpa kita sedari kita telah terpedaya dengan rancangan mereka. Mereka sentiasa memikirkan cara untuk menjatuhkan kt..tp mengapa kt jua tidak seperti mereka memikirkan cara untuk menegakkan agama Islam? Mengapa kita masih lg tidak bergerak menyebarkan dakwah? Mengapa kita masih lagi beralasan itu dan ini? Tidak sayangkah anda kepada Islam? Sedih memikirkan masalah-masalah yang melanda umat sekarang...

  • ini pula bukti kalimah suci yang diletakkan di toilet bowl... :(

  • baju yang dipakai menunjukkan penghinaan terhadap islam..


  • betapa teruknya yahudi meletakkan kalimah Allah dikasut..tempat berpijaknya قدم (tapak kaki)..
Tetapi kita?? Apakah tindakan kita? Lihatlah wahai saudaraku...


Inikah yang dikatakan umat akhir zaman..seperti buih dilautan?? Semoga kita dalam kalangan ikhwah wa akhowat yang teguh (thabat) di jalan dakwah fisabilillah yang masih meneruskan rantai perjuangan Murobbi Teragung, Rasulullah SAW..Amin

  • "Dan sungguh engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (org2 yahudi) manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari org2 musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan " . (2:96)

Apa Erti Saya Menganut Islam?

Apa Erti Saya Menjadi Muslim karangan al-Marhum Sheikh Fathi Yakan.
Tahun demi tahun kitab ini menjadi bahan perbincangan dalam usrah-usrah, katibah, daurah dan sebagainya, namun apakah impak terhadap para pendakwah dan apakah nilai kefahaman yang boleh diaplikasikan dalam kehidupan ini, kalau buku itu sekadar perbincangan untuk mengisi masa kosong dari minda kosong, satu penilaian semula perlu dilakukan.
Ramai antara kita yang tahu baca al-Quran tapi tidak tahu ertinya. Sebilangannya tahu erti tapi tidak tahu bertadabbur, memahami isi tersurat dan tersirat.
Antara tuntutan yang besar dalam dakwah masa kini adalah untuk memalingkan semula umat Islam terhadap dimensi beragama yang sebenar kerana ramainya umat yang sekadar memahami Islam sepertimana orang buta yang mengenali gajah bahkan lebih teruk lagi.
Penulis malah keliru dengan orang Islam yang mengaku muslim tetapi tingkahlakunya bertentangan dengan tuntutan syari-‘at Islam. Alhamdulillah, Allah Taala memberi petunjuk kepada kita untuk memahami Islam yang sebenarnya, lalu mengamalkannya dengan hati yang tenang dan tenteram.
Suatu hari kita mendapat jawapan bahawa jika kita cintakan Allah Taala, maka kita mesti buktikan dengan mengikuti cara hidup Rasulullah s.a.w.
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Allah Taala berfirman yang bermaksud: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ali-Imram (3:31)
Ayat ini saling membuktikan rasa ingin mengamalkan Islam sebagaimana yang disuri-tauladankan oleh Rasulullah s.a.w untuk membutikan cinta kita kepada Yang Menciptakan diri kita. Moralnya ada pada sebuah pengertian pada istilah nama Tadabbur.
Menjadikan kita sangat menghayati erti percaya kepada hari akhirat. Setelah kita mempunyai kesedaran bahawa tiap-tiap perbuatan kita akan diulangsiar dan dipertanggungjawabkan nanti. Maka wujudlah rasa takut kepada Allah Taala untuk melakukan larangannya, malah timbul pula kemahuan untuk membuat segala suruhannnya. Setelah itu timbul rasa mengharapkan rasa kasih sayang daripada Allah Taala agar dengan menurut segala perintah-Nya, Dia akan menurunkan rahmat-Nya kepada sekalian hamba-Nya yang hina ini, akhirnya mendapat keampunan di sisi-Nya.
Itulah erti sebenar kita menganut agama suci-Nya.
BERMIMPI DI SIANG HARI
Hari ini mereka yang benar-benar meyakini bahawa umat Islam akan kembali menguasai dunia mungkin sama pelik dan sama gila dengan bangsa Anglo-Saxon kurun ke-10 yang membayangkan negara kecil mereka akan bangun menguasai lautan dunia dan memerintah empayar imperialistik terbesar dalam sejarah.
Pada waktu itu cita-cita sebesar itu hanya layak diimpikan dan dibicarakan oleh bangsa-bangsa umat Islam, yang memiliki segala ketinggian tamadun dan ilmu pengetahuan, dan kehebatan kepimpinan dan keperibadian yang menggoncang dunia. Masih adakah bangsa umat Islam seperti itu sekarang?
Sehingga kurun ke-17, pada waktu kemuncak kekuasaan Empayar Othmaniah, antara kata-kata yang mahsyur pada waktu itu berbunyi:
Even their dreams cannot reach what our (muslims) power can
Siapa sangka, masyarakat medieval yang sekian lama ditekan dan diperbodohkan oleh gereja yang kolot akan bangun menjadi kuasa besar yang merubah dunia.
Untuk mereka yang ingin percaya, mereka tidaklah akan kehilangan apa-apa. Untuk mereka yang ragu-ragu, tidakkah pelik jika mereka bertanya pada yang percaya tentang keraguan mereka itu, sedangkan mereka tidak mempercayai apa yang dibicarakan oleh mereka yang percaya itu?
Saidina Ali ra, ketika menjawab soalan seorang bangsa Yahudi atheist tentang Tuhan, menjawab:
Jikalau Tuhan itu tiada, aku dan kamu tidak akan apa-apa, tetapi jikalau Tuhan itu ada, aku akan sejahtera, dan kamu akan celaka
Untuk mereka yang percaya, jangan berhenti bermimpi, cuma bangunlah dari tidur dan bekerjalah untuk menggapainya.
KHILAFAH ISLAMIAH HAKIKI
Khilafah itu adalah suatu Institusi kepimpinan yang akan mengurusi masyarakat Islam dengan Syari-‘at Allah Dan Rasul. Mereka akan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia sebagaimana daulah Islam terdahulu. Yang akan menjadi payung untuk umat Islam merasai teduhnya kehidupan Islam sebenar, para penguasa akan mengurusi keperluan umat dan masyarakat mempunyai perasaan, pemikiran dan sistem yang satu.
Tanpa Kekhilafahan, umat Islam melemah dan mulai hilang pedoman bak buih di lautan. Seorang bayi lahir dalam kejahilan dan orang tua renta mati pun dalam kejahilan. Serba-serbi kita jauh dari memahami tsaqafah Islam dan mengetahui pemikiran-pemikiran Islam.
Mulakanlah dengan didikan Islam sebenar.
Penulis memandang persoalan nafsu, akal dan hati hanyalah pertama. Namun soal akidah yang utama, dan benar-benar akan menjawab ketiga-tiga persoalan ini.
Islam telah menyimpulkan dalam akidah bahawa Iman itu adalah keyakinan dalam hati yang terpancar dalam seluruh aspek perbuatan. Apabila perbuatan dan cara berbuat sesuatu tidak diketahui, besar kemungkinan akan lesap daripada jalan syari-‘at Allah Taala. Bagaimana mungkin untuk mengetahui jalan syari-‘at Allah itu jika tidak mengetahui tsaqafah dan pemikiran Islam.
Kerana manusia berhubung sebelum kehidupan dan sesudah kehidupan.
Didiklah dengan akidah Islam.
Terangilah dengan Tsaqafah Islam.
Benturlah segala pemikiran bukan Islami dengan pemikiran Islami.
Semarakkanlah tujuan dakwah untuk Ketegakkan Khilafah kerana ia akan menjawab segala permasalahan individu, masyarakat di dunia dan akhirat
Lupakah kita bahawa membentuk Khalifah itu tidak memerlukan popilarisasi. Rasulullah s.a.w dengan sekelompok kecil sahabat tegar berhijrah dan dapat membentuk daulah Islam. Dengan dukungan Kaum anshar baginda berjaya membina Khilafah.
Kekhilafahan bukan sesuatu yang jauh, dan bukan suatu yang fantasi dan sensasi. Ia adalah janji Allah Taala. Tidak memerlukan popularisasi, hanya perlukan umat yang memahami Islam.
Dalam Daulah Islam, Khalifah dan badan pemerintah hanya menerapkan hokum-hukum syari-‘at yang terkandung di dalam al-Quran dan Hadith dalam mengurusi kepentingan rakyatnya. Tidak perlu merekacipta seperti peranan Parlimen hari ini, sebab itulah umat mesti diajar bagaimana sistem Islam, pemerintahan Islam, Daulah Islam, sistem pergaulan, landasan berfikir Islam dan sebagainya mengikut perspektif Islam.
Pada penulis, politik atau siasah itu adalah kepimpinan, sebagaimana kata nama khalifah itu adalah tentang kepimpinan. Dan manusia diberikan akal tidak lain untuk dijadikan khalifah memimpin kehidupan ke arah kesempurnaan. Satu subset kepimpinan adalah sudah pasti menyampaikan atau dakwah. Ia tidak boleh dipisah.
Memimpin rumahtangga contohnya, melibatkan dakwah sepenuh masa, sebenarnya, agar yang dipimpin selamat. Cantik sugguh saranan tidak melatah dengan kehadiran berita sama ada dari pihak kerajaan atau di pihak pembangkang.
Maka isi dan kulit perlu diterapkan. Kulit yang datang bersama isi selalunya berfungsi sebagai bungkusan luaran sebagai pelindung. Kita perlukan isi tetapi jangan lupa jasa kulit menyaluti isi. Hal yang baik dari isi dijadikan tauladan dan sebaliknya dijadikan sempadan. Maka pertimbangan ilmu diperlukan ketika itu.
Penulis pasti kalau nada dan irama ini yang kita teruskan dan sama-ratakan, sudah pasti kita akan mencapai ke satu persimpangan yang sama. Walaupun berbaik sangka adalah digalakkan pada mulanya, sama ada lawan atau kawan, akhirnya sangka perlu ditukar dengan ilmu dan pengetahuan, kerana sangka itu asasnya adalah bukan ilmu, ia lebih kepada elemen perasaan, sedangkan ilmu sudah pasti tidak berkembang berdasarkan perasaan.
Ilmu memerlukan elemen akal, alat paling canggih diberikan Allah Taala untuk manusia menjadi khalifah yang berjaya di dunia.
Inilah erti penulis dan kita semua menganut agama Islam.
ameen